Selasa, 10 Januari 2017

PENGOLAHAN BANDENG DURI LUNAK

LAPORAN PRAKTIKUM
KULIAH LAPANG II
ACARA
PEMBUATAN BANDENG DURI LUNAK



Disusun Oleh :
AgusSetiawan  ( 14031019 )



PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
YOGYAKARTA
2016


PEMBUATAN BANDENG DURI LUNAK


I.              TUJUAN PRAKTIKUM
a.       Mahaiswa dapat mengetahui proses  pengolahan bandeng duri lunak atau presto
b.      Mahasiswa dapat mengetahui hasil uji sensoris (Aroma, Warna, Rasa, dan Tekstur) bandeng duri lunak

II.                     DASAR TEORI
A.    TINJAUAN PUSTAKA
Sebagai negara yang maritime, Indonesia mempunyai potensi yang besar dalam perikanan, baik perikanan air tawar, air payau, maupun air laut. Menurut Saparinto (2007), potensi akuakultur air payau, yakni dengan sistem tambak diperkirakan mencapai 931.000 ha dan hampir telah dimanfaatkan potensinya hingga 100% dan sebagian besar digunakan untuk memelihara ikan bandeng (Chanos chanos Forsk) dan udang (Pennaeus sp.). Salah satu produk perikanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat adalah ikan bandeng. Ikan bandeng merupakan suatu komoditas perikanan yang memiliki rasa cukup enak dan gurih sehingga banyak digemari masyarakat. Selain itu, harganya juga terjangkau oleh segala lapisan masyarakat. Ikan bandeng digolongkan sebagai ikan berprotein tinggi dan berkadar lemak rendah. Pada umumnya ikan bandeng diolah secara tradisional antara lain dengan cara pengasapan, penggaraman dan pemindangan. Cara pengolahan tersebut hanya merubah komposisi daging, rasa serta tekstur ikan, tetapi tidak dapat melunakkan tulang yang banyak terdapat dalam daging ikan bandeng. Untuk mengatasi gangguan tulang – tulang ini, ada suatu cara pengolahan khusus yang produknya disebut bandeng duri lunak.
Menurut Astawan (2004), salah satu upaya untuk mengatasi hambatan dalam pemanfaatan ikan bandeng adalah mengolah ikan bandeng secara duri lunak. Di Indonesia, produk bandeng duri lunak mulai dikenal walaupun jumlah produksinya masih dibawah ikan asin maupun ikan pindang, tetapi pada masa yang akan datang pengolahan ikan Bandeng secara duri lunak cukup cerah prospeknya. Cita rasa yang dimiliki pun jauh lebih enak dibandingkan dengan ikan yang diolah secara diasin maupun dengan cara lainnya.
Di beberapa tempat, ikan bandeng memiliki banyak nama, misalnya di Sumatera dikenal dengan sebutan banding, mulch, atau agam; di Bugis disebut bolu; di Filipina disebut bangos; dan di Taiwan disebut sabahi (Saparinto, 2007).
Salah satu hasil olahan ikan bandeng adalah bandeng duri lunak. Mempunyai ciri
hampir sama dengan pindang bandeng, dengan kelebihan yakni tulang, duri dari ekor hingga
kepalanya cukup lunak, sehingga dapat dimakan tanpa menimbulkan gangguan duri pada
mulut (Arifudin, 1988).
Menurut SNI No: 4106.1-2006, bandeng presto/duri lunak adalah produk olahan hasil perikanan dengan bahan baku ikan utuh yang mengalami perlakuan sebagai berikut: penerimaan bahan baku, sortasi, penyiangan, pencucian, perendaman, pembungkusan,  pengukusan, pendinginan, pengepakan, pengemasan, penandaan, dan penyimpanan.  Bandeng presto adalah salah satu bentuk olahan ikan dengan prinsip pemanasan bertekanan tinggi yang di campur atau dilumuri dengan bumbu-bumbu sehingga tulang menjadi lunak.
Bandeng presto adalah makanan khas Indonesia yang berasal dari kota Semarang, Jawa Tengah. Makanan ini dibuat dari ikan bandeng yang dibumbui dengan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan garam. Ikan bandeng ini kemudian dimasak pada alas daun pisang dengan cara dipresto. Presto adalah cara memasak dengan uap air yang bertekanan tinggi. Makanan yang dimasak dengan cara ini diletakkan dalam panci yang dapat dikunci dengan rapat.  Air yang berada didalam panci ini kendian dipanaskan hingga mendidih. Uap air yang timbul akan memasak makanan yang berada didalam panci ini. Karena ikan bandeng terkenal memiliki banyak duri. Bandeng presto adalah makanan yang digemari karena dengan cara masak presto duri-duri menjadi sangat lunak. Pada awalnya bandeng dibuat dalam skala kecil ntuk kalangan sempit saja, namun karena dengan digemari banyak orang produksi bandeng presto semakin berkembang dan menjadi oleh-oleh dari kota Semarang.













B.     TINJAUAN BAHAN

1.    Ikan Bandeng

Ikan bandeng merupakan salah satu ikan . Konsumsi terpopuler di Indonesia. Ikan ini banyak ditemukan di perairan samudera hindia dan akrab dengan habitat terumbukarang disekitar pesisir. Ikan bandeng disukai sebagai makanan karena cita rasa yang gurih, rasa daging kental (tidak asin seperti ikan laut) dan tidak mudah hancur jika dimasak. Kelemahan bandeng ada dua, yaitu: dagingnya berduri dan kadang-kadang berbau tanah atau lumpur. Duri bandeng  sebenarnya adalah  tulang dari bandeng. Duri ini mengganggu kenikmatan dalam memakan dagingnya. Gangguan ini dapat diatasi dengan penggunaan panic bertekanan tinggi (presto atau autoclave) dalam waktu  tertentu, sehingga duri ini menjadi lunak dan dapat dihancurkan jika dikunyah. Sedangkan bau lumpur dapat diatasi dengan cara. Cara pertama adalah memelihara ikan selama 1-14 hari dalam air mengalir bebasbiasmin sebelum di jual. Cara kedua adalah dengan perlakuan pemberian asam tertentu. Umumnya bandeng yang berbau lumpur diambil dari tambak.
Menurut Saanin (1968), klasifikasi ikan bandeng (Chanos chanos Forsk) adalah
sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata
Class : Pisces
Sub class : Teleostei
Ordo : Malacopterygii
Family : Chanidae
Genus : Chanos
Species : Chanos chanos Forsk







Ikan Bandeng mempunyai ciri-ciri seperti badan memanjang, padat, kepala tanpa sisik, mulut kecil terletak di depan mata. Mata diselaputi oleh selaput bening (subcutaneus). Pengolahan bandeng duri lunak (Eko Susanto) Seri materi penyuluhan bagi masyarakat pesisir 4 punggung terletak jauh di belakang tutup insang dan dengan rumus jari-jari D. 14-16; sirip dada (pectoral fin) mempunyai rumus jari-jari P. 16-17; sirip perut (ventrial fin) mempunyai rumus jari-jari V. 11-12; sirip anus (anal fin) terletak jauh di belakang sirip punggung dekat dengan anus dengan rumus jari-jari A. 10-11; sirip ekor (caudal fin) berlekuk simetris dengan rumus jari-jari C. 19 (Hadie, 1986). Menurut Djarijah, A.S.( 1995), ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk) dapat tumbuh hingga mencapai 1,8 m, anak ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk) yang biasa disebut nener yang biasa ditangkap di pantai panjangnya sekitar 1 -3 cm, sedangkan gelondongan berukuran 5-8 cm.

2.      Daun Salam
Daun salam berupa warna kecoklatan, bau aromatik lemah, rasa kelat. Daun tunggal bertangkai pendek, panjang tangkai daun 5-10 mm. helai daun berbentuk jorong memanjang, panjang 7-15 cm; ujung daun dan pangkal daun meruncing, tepi rata; permukaan atas berwarna cokelat kehijauan, licin, mengkilat; permukaan bawah berwarna coklat tua; tulang daun menyirip, 6 dan menonjol pada permukaan bawah dan tulang cabang halus. Bunga majemuk tersusun dalam malai yang keluar dari ujung ranting, berwarna putih, baunya harum, Biji bulat, diameter sekitar 1 cm berwarna cokelat. Buahnya buah buni, bulat berdiameter 8-9 mm, buah muda berwarna hijau, setalah masak menjadi merah gelap, rasa agak sepat (Depnear,  2000).

3.      Serei
Tanaman serai merupakan tumbuhan herba menahun dan merupakan jenis rumput-rumputan dengan tinggi antara 50-100 cm. Asal usul tanaman serai berasal dari daerah ceylon. Waktu berbunga Januari sampai dengan Desember. Perawakan, rumput-rumputan tegak, menahun perakarannya sangat dalam dan kuat. Batang, tegak atau condong membentuk rumpun, pendek, masif, bulat (silindris), gundul sering kali di bawah buku – bukunya berlilin, penampang lintang batang berwarna merah. Daun, tunggal, lengkap, pelepah daun silindris, gundul, seringkali bagian permukaan dalam berwarna merah, ujung berlidah (ligula). Helaian, lebih 4 5 dari separuh menggantung, remasan berbau aromatik. Bunga, susunan malai atau berbulir majemuk, bertangkai atau duduk, berdaun pelindung nyata, biasanya berwarna sama, umumnya putih (Wibisono. W, 2011).
4.      Minyak Goreng
Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanyadigunakan untuk menggoreng bahan makanan (Wikipedia, 2009). Minyak goreng berfungsi sebagai pengantar panas, penambah rasa gurih, dan penambah nilai kalori bahan pangan.

5.      Kemiri
Kemiri (Aleurites moluccana) merupakan salah satu tanaman tahunan yang termasuk dalam famili Euphorbiaceae (jarak-jarakan). Umur produktif tanaman mencapai 25-40 tahun. Ketinggian tanaman dapat mencapai 40 meter. Daunnya selalu hijau sepanjang tahun dan menghasilkan buah kemiri yang merupakan bagian tanaman yang bernilai ekonomis. Daging buahnya kaku dan mengandung 1-2 biji yang diselimuti oleh kulit biji yang keras. Secara sistematis, tanaman ini diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Class : Dicotyledoneae Ordo : Archichlamydae Familia : Euphorbiaceae Genus : Aleurites Spesies : Aleurites moluccana, Willd. Tanaman kemiri tersebar luas di daerah tropis dan sub tropis (Sunanto, 1994).

6.      Lengkuas
Merupakan terna berbatang semu, tinggi sekitar 1 sampai 2 meter. Biasanya tumbuh dalam rumpun yang rapat. Batangnya tegak, tersusun oleh pelepah-pelepah daun yang bersatu membentuk batang semu, berwarna hijau agak keputih-putihan. Batang muda keluar sebagai tunas dari pangkal batang tua. Daun tunggal, berwarna hijau, bertangkai pendek, tersusun berseling. Daun disebelah atas dan bawah biasanya lebih kecil dari pada yang ditengah. Buahnya berbentuk bulat dan keras. Sewaktu masih muda berwarna hijau-kekuningan, setelah tua berubah menjadi hitam kecoklatan, berdimeter lebih kurang 1 cm. Ada juga yang buahnya berwarna merah. Bijinya kecilkecil, berbentuk lonjong, berwarna hitam (Sinaga, 2009)

7.      Bawang Merah
Bawang Merah (Allium cepa L. Kelompok Aggregatum) adalah sejenis tanaman yang menjadi bumbu berbagai masakan Asia Tenggara dan dunia. Orang Jawa mengenalnya sebagai brambang. Bagian yang paling banyak dimanfaatkan adalah umbi, meskipun beberapa tradisi kuliner juga menggunakan daun serta tangkai bunganya sebagai bumbu penyedap masakan. Bawang merah mengandung vitamin C, kalium, serat, dan asam folat.
Selain itu, bawang merah juga mengandung kalsium dan zat besi. Bawang merah juga mengandung zat pengatur tumbuh alami berupa hormon auksin dan giberelin. Kegunaan lain bawang merah adalah sebagai obat tradisional, bawang merah dikenal sebagai obat karena mengandung efek antiseptik dan senyawa alliin. Senyawa alliin oleh enzim alliinase selanjutnya diubah menjadi asam piruvat, amonia, dan alliisin sebagai anti mikoba yang bersifat bakterisida.

8.      Bawang Putih
Adalah nama tanaman dari genus Allium sekaligus nama umbi yang dihasilkan. Bawang mentah penuh dengan senyawa-senyawa sulfur termasuk zat kimia yang disebut aliin yang membuat bawang putih mentah terasa getir. Bawang putih biasanya digunakan sebagai bumbu yang mana dihacurkan terlebih dahulu dengan dikeprek sebelum dirajang halus dan ditumis (Brewster, 1994).

9.      Garam
Adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif dan ion negatif, sehingga membentuk senyawa netral. Garam terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa. Garam dapur merupakan sejenis mineral yang lazim digunakan oleh manusia, memiliki bentuk kristal putih dan seringkali dihasilkan dari air laut. Biasanya garam dapur secara umum adalah natrium chlorida.

10.  Kunyit
Kunyit (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val.), adalah termasuk salah satu tanaman rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami penyebaran ke daerah Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah mengonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan. Dalam bahasa Banjar kunyit atau kunir ini dinamakan Janar.

11.  Jahe
Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron (Harmono, 2005).
12.  Telor
Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan dan susu. Umumnya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis unggas, seperti ayam, bebek, dan angsa. Telur merupakan bahan makanan yang sangat akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Telur sebagai sumber protein mempunyai banyak keunggulan antara lain, kandungan asam amino paling lengkap dibandingkan bahan makanan lain seperti ikan, daging, ayam, tahu, tempe, dll. Telur mempunyai citarasa yang enak sehingga digemari oleh banyak orang. Telur juga berfungsi dalam aneka ragam pengolahan bahan makanan. Selain itu, telur termasuk bahan makanan sumber protein yang relatif murah dan mudah ditemukan. Hampir semua orang membutuhkan telur (Mietha, 2008).
























III.             METODOLOGI

A.    ALAT
Dalam praktikum pembuatan  bandeng duri lunak ini alat-alat yang digunakan adalah panci presto,  pisau, baskom, telenan, kompor, cobek, timbangan, sendok, dan parut.  Alat-alat ini mempunyai fungsi  masing-masing ,  Panci presto di gunakan untuk memasak ikan bandeng tersebut dengan tekanan tinggi sehingga menghasilkan bandeng duri lunak,  pisau digunakan untuk membersihkan dan membelah ikan bandeng, baskom digunakan untuk wadah ikan bandeng setelah dilakukan pencucian, telenan digunakan untuk menjadi pondasi  atau pengganjal ikan bandeng pada saat di bersihkan atau di belah,  kompor digunakan untuk memasak ikan bandeng tersebut, cobek digunakann untuk menghancurkan bumbu-bumbu dalam pembuatan ikan bandeng duri lunak, timbangan digunakan untuk menakar seberapa banyak bumbu yang di gunakan, sendok  digunakan untuk memudahkan pengambilan bumbu yang sudah di hancurkan dengan cobek ke dalam timbangan,  dan parut digunakan untuk menghaluskan bumbu-bumbu harus benar-benar halus seperti  kunyit.

B.     BAHAN

Dalam praktikum ini bahan yang digunakan untuk pembuatan bandeng duri lunak  adalah ikan bandeng 1kg, daun salam 5 lembar, serei 75 g, minyak goreng 600 ml, kemiri 30 gr, lengkuas secukupnya, bawang merah 150 gr, bawang putih 75 gr, garam 2 sendok makan, kunyit secukupnya, jahe 25 g, telur 2 biji, dan air secukupnya.

















C.     CARA KERJA

Ikan Badeng


Bawang Merah
Bawang Putih
Kemiri
 

Minyak
 

Telur
 

35 Menit
 

Air
 

Isi Perut
 


IV.             HASIL PENGAMATAN
A.    Tabel
Kelompok
Aroma
Tekstur
Rasa
Warna
A.    35 Menit
Khas Bandeng
Lunak
Kurang asin dan kurang gurih
Kuning emas
B.     40 Menit
Khas Bandeng dan Aroma salam lebih tersa
Agak lunak
Bumbu terasa dan enak
Kuning orange (lebih kekuningan)

B.  Analisis Produksi
1)   Harga Bahan
-  Bandeng 1 kg                                      : Rp. 25.000
-  Laos, sere, jahe, kunyit, salam             : Rp. 2.500
-  Minyak 600 ml                                    : Rp. 7.200
-  Bawang merah 150 gr                         : Rp. 5.700
-  Bawang putih 75 gr                             : Rp.  2.700
-  Telur                                                     : Rp. 1500









-  Kemiri                                                 : Rp. 500
-  Garam                                                  : Rp. 250
-  Air                                                       : Rp. 1000
-  Gas                                                      : Rp. 2.000   
 +
        Total Biaya Produksi                            : Rp. 48.350
2)   Jumlah Produk yang di hasilkan              : 6 Ekor
3)   Keuntungan                                             : 20 % X Total biaya produksi
: Rp. 48.350 X 20%
: Rp. 9.670
4)   Harga Jual                                                : Rp. 48.350 + Rp. 9.670
                                                                      : Rp. 58. 020           Rp. 58.000 / 6 Ekor         
                                                                      : Rp. 9.670 / Ekor                   
V.                PEMBAHASAN
Pada praktikum ini membuat bandeng duri lunak. Bandeng duri lunak merupakan salah satu jenis diversifikasi pengolahan hasil perikanan terutama sebagai modifikasi pemindangan yang memiliki kelebihan yaitu tulang dan duri dari ekor sampai kepala lunak sehingga dapat dimakan tanpa menimbulkan gangguan duri pada mulut (Arifudin, 1988).
Proses pengolahan bandeng duri lunak dengan uap air panas bertekanan tinggi menyebabkan tulang dan duri menjadi lunak. Selain itu uap air panas yang bertekanan tinggi ini sekaligus berfungsi menghentikan aktifitas mikroorganisme pembusuk ikan, kerasnya tulang ikan disebabkan adanya bahan organik dan anorganik pada tulang. Bahan anorganik meliputi unsur-unsur kalsium, phosphor, magnesium, khlor dan flour sedangkan bahan organik adalah serabut-serabut kolagen. Tulang menjadi rapuh dan mudah hancur bila bahan organik yang terkandung di dalamnya larut (Soesetiadi, 1977).
            Dalam praktikum ini terdapat 6 kelompok yang waktu proses pemasakan di bagi menjadi 2 bagian, yaitu pada kelompok (I,II,III) dalam proses pemasakan bandeng diri lunak di beri waktu sekitar 35 menit,  sedangkan pada kelompok ( IV,V,VI) dalam proses pemasakan diberi waktu 40 menit.
            Dari tabel  di ketahui hasil pengujian sensoris (Aroma, Tekstur, Rasa, dan Warna) yang berbeda- beda. Pada kelompok (I,II,III) pemasakan selama 35 menit di ketahui bahwa dari Aroma; memiliki aroma yang khas ikan bandeng, Tekstur; lunak tidak keras, Rasa; memiliki rasa kurang asin dan kurang hurih, dan pada Warna; kuning emas. Sedangkan pada kelompok (IV,V,VI) pemasakan selama 40 menit diketahui bahwa dari Aroma; bau khas bandeng  dan daun salam lebih terasa, Tekstur; agak lunak , Rasa; memiliki rasa yang enak dan bumbunya sangat terasa, dan pada Warna; memiliki warna kuning orange (lebih kekuningan).
Pada saat pemasakan terjadi perbedaan waktu yang sangat lama dan panci yang di gunakan berbeda, untuk kelompok (IV,V,VI) pemasakan 40 menit,  uap lebih banyak  keluar daripda kelompok (I,II,III) pemasakan 35 menit dan memiliki tekanan tinggi yang berbeda. Sehingga pada kelompok (IV,V,VI) perlu dilakukan pengulangan pemasakan. Sehingga hasil dari uji sensoris berbeda-beda.  Pada pratikum ini menunjukan bahwa perbedaan waktu pemanasan menggunakan panci presto berpengaruh terhadap kualitas hasil dari olahan bandeng presto. Berdasarkan hasil yang telah dilakukan pada masing-masing kelompok ikan bandeng prseto dengan pengaruh lamanya pemasakan  terdapat perbedaan yang nyata.
Proses pembuatan  bandeng duri lunak dan kualitas sangat di pengaruhi oleh lamanya waktu yang diperlukan untuk memasak, dapat mempengaruhi baik dari cita rasa, tekstur  maupun warna (Wibowo, 1996).
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kualitas bandeng duri luak adalah Penyiangan; dilakukan agar proses pembusukan dapat diperlambat karena isi perut merupakan sumber kontaminasi bakteri patogen, Pencucian; pada ikan bandeng dilakukan agar kotoran, darah, dan lendir yang menempel pada permukaan tubuh ikan hilang, Pelumuran bumbu; untuk mempertegas rasa dan aroma dan apabila tidak ditambahkan kunyit dalam bumbu warna bandeng duri lunak akan terlihat pucat dan kurang menarik, Penysunan ikan; Penyusunan ikan dilakukan secara berselang-seling, agar auto clave dapat memuat lebih banyak bandeng yang tersusun lebih rapi dan mengurangi kerusakan fisik ikan, Pemasakan: dengan menggunakn tekanan tinggi sehingga tulang-tulang serta daging ikan bandeng daapat lebih lunak, serta penggorengan.
Dari hasil analisi produksi diketahui bahwa total biaya produksi sebesar Rp. 48.350. dengan produk yang di hasilkan sebanyak 6 ekor ikan bandeng duri lunak, keuntunganya: 20% X total biaya produksi (Rp.48.350 x 20%) : Rp. 9.630. dan harga jual ikan bandeng duri lunak Rp. 9.670 / Ekor.
Pada praktiknya pembuatan bandeng presto merupakan salah satu bentuk pengolahan ikan untuk pengawetan dan daya simpan yang lebih lama serta menambah cita rasa agar menarik para konsumen selain itu sebagai bentuk dari diversifikasi pangan khususnya pengolahan ikan. Pengolahan ikan bandeng relatif murah, mudah dilakukan dan menggunakan bahan dan alat-alat yang cukup sederhana







VI.             KESIMPULAN

Pada pratikum ini dapat disimpulkan bahwa : 
a.       Bandeng presto/duri lunak adalah produk olahan hasil perikanan dengan bahan baku ikan utuh yang mengalami perlakuan sebagai berikut: penerimaan bahan baku, sortasi, penyiangan, pencucian, perendaman, pembungkusan,  pengukusan, pendinginan, pengepakan, pengemasan, penandaan, dan penyimpanan.  Bandeng presto adalah salah satu bentuk olahan ikan dengan prinsip pemanasan bertekanan tinggi yang di campur atau dilumuri dengan bumbu-bumbu sehingga tulang menjadi lunak.
b.        Perbedaan waktu pemanasan menggunakan panci presto berpengaruh terhadap kualitas hasil dari olahan bandeng presto.
c.         Harga jual ikan bandeng duri lunak dalam 1 ekor sekitar Rp. 9.670














LAMPIRAN


Gambar 1. Ikan Bandeng Segar Setelah Proses Penyiangan dan Pencucian

Gambar 2. bandeng duri lunak siap saji



DAFTAR PUSTAKA

Arifudin, R. 1988. Bandeng duri lunak dalam Kumpulan Hasil Penelitian Teknologi Pasca    Panen Perikanan. BPTP. Jakarta.

Astawan, M. 2004. Bandeng Presto. Makanan Masa Mendatang. http:www.Kompas.com/kesehatan/news/0305/01/104518.htm.
Badan Standardisasi Nasional. 2006. Standar Nasional Idonesia No. 4106.1-2006 Bandeng
Presto Bagian I. Jakarta.
Brewster, 1994. Budidaya Bawang Putih dan Khasiatnya. Jakarta : Penerbit Agromedia  Pustaka
Depnear,  2000. Pemanfaatan Daun Salam. UB. Malang

Djarijah, A.S. 1995. Ikan Duri Lunak. Kanisius. Yogyakarta.

Harmono, STP dan Drs Agus Andoko, 2005. Budidaya dan Peluang Bisnis Jahe. Jakarta : Penerbit Agromedia Pustaka.
Mietha, 2008. Pemanfaatan Telur Sebagai Bahan Pangan. Kanisius. Yogyakarta.

Saanin 1968. . Pengujian Daya Awet Ikan Bandeng (Channos channos Forsk) duri lunak secara organoleptik di Kota Semarang. Laporan Praktek Kerja Lapangan. Universitas Diponegoro Semarang

Saparinto, Cahyo. 2007. Membuat aneka olahan bandeng. Penebar Swadaya. Jakarta

Sinaga 2009. Pemanfaatan Tanaman lengkuas. IPB, Bogor

Soesetiadi, 1977. Proses Pengolahan Bandeng Duri Lunak. ). UI Press. Jakarta.

Sunanto, 1994 Budidaya Tanaman Kemiri. IPB. Bogor

Wibisono. W, 2011. Pemanfaatan Tanaman Serei Sebagai Obat. Jakarta : Penerbit Agromedia Pustaka.

Wibowo, 1996. Faktor Mempengaruhi Kualitas Bandeng Presto. Pusat Riset Pengolahan Produk Dan Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan Badan Riset Kelautan Dan Perikanan Departemen Kelautan Dan Perikanan. Jakarta.

Wikipedia, 2009. Memahami Poses Pembuatan Minyak Goreng dan Pemanfaatanya. http//wikipedia.com/memahami-pembuatan-minyak-goreng-dan-pemanfaatanya/


1 komentar:

  1. Mohon diberi Penjelasan :
    1.Alat panci apa yang dipergunakan
    2.Bagaimana hasil ( kandungan protein setelah diproses ).

    BalasHapus